-->

Kamis, 25 Juni 2009

my cerpen

-->
Lama rasanya aku menyusuri perbukitan kosong yang tak berpenghuni,tak ada apa-apa disana yang ada hanya hawa panas akibat pencemaran dan polusi serta tanah yang becek dan menanjak. Aku tidak merasa lelah hanya saja aku bingung hendak kemana kaki ini melangkah.
Di sekelilingku hanya ada udara yang aneh, mungkin kandungan gas oksigennya menipis atau Bahkan lenyap sama sekali. Aku tidak tahu, sudah berapa lama aku berjalan menapaki dan membuat jejak kaki di tanah Lumpur ini. Tapi saat suara itu terngiang-ngiang diantara angin yang tak segar ini aku jatuh kedalam jurang yang curam, aku terguling-guling namun aku tidak merasakan sakit sedikitpun hingga akhirnya aku jatuh kedalam sungai yang berarus deras.
Aku kembali mendengar suara itu !! Dadaku sesak aku tak dapat berenang dan meraih apapun disekitarku aku benar-benar terhanyut gulungan gelombang ombak yang besar dan kuat membawaku kedunia nyata, kembali ke dalam tubuhku.
“ Allhamdulilah, akhirnya kamu sadar juga, Nda” kata bibiku sembari membelai lembut kepalaku
Aku hanya diam, ikut larut dalam isak tangis kebahagiaan bibi. Aku yakin suara-suara tadi pasti adalah suara bibi yang tengah mendoakanku saat aku dalam keadaan yang parah dan hampir di jemput oleh malaikat maut.
“ bibi kira kamu bakalan kenopo-kenopo ndok abisnya kamu tadi sesek napasne kenceng tenan “
Aku tersenyum melihat wajah bibi yang sangat mengkhawatirkanku
“ itu semua berkat do’a bibi juga, tadi Nda denger suara bibi dalam mimpi”
Mengapa harus bibi yang ada di sampingku saat aku mau mati sekalipun ?? mengapa bukan papa yang mendo’akan aku agar aku selamat ?? mengapa bukan mama yang menungguku siang malam dan selalu mengawasiku saat aku koma ??
MENGAPA………..??????????????
Batinku bergejolak dan memberontak tiba-tiba butiran tetesan air bening jatuh ke kelopak mataku. Aku merasa sangat kesal dengan mereka. Sebelum kecelakaan ini terjadi, aku memang salah terhadap mereka, tapi apa itu alasan mereka untuk tidak memperdulikan aku yang hampir kehilangan nyawa ?? aku merasa enggan untuk menanyakan di mana ayah dan ibuku. Karena aku merasa sedih dan benar-benar sakit hati. Mengapa aku tidak mati saja sekalian !!!!
“ ndok, kenopo kamu nangis ?? ” mata tua bibi yang polos menunggu jawabanku
Sementara aku hanya diam dan membayang muka bibi Surti adalah muka mamaku
yo wes, kalo gitu istirahat ajah dulu bibi mau keluar sebentar yo” kata bi Surti dengan tersenyum.
Di ruangan kamar rumah sakit yang sempit aku hanya sendirian menyesali perbuatanku dengan orang tuaku serta menyesali ketidak hadiran mereka di saat-saat “hampir” terakhirku. Aku ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya agar semua tahu betapa sedihnya aku.
Dua hari, tiga hari, dan hari kelima setelah aku sadar dari komaku tak ada satupun orang yang menemaniku selain bi Surti.
bi Surti hendak pergi sebentar ke luar. tak beberapa lama bi Surti kembali masuk dengan membawa secangkir teh hangat dan sebuah tas tangan yang cukup besar. Ternyata bi surti hendak pamit sebentar menemui anaknya yang baru datang di halte bis
“ Bi biar Indah aja yang nyuruh papa jemput anak bibi, bibi disini aja nemenin indah ” kataku meyakinkan bibi.
aku ingin menelfon papa sembari ingin mengucapkan maaf atas sikapku kepadanya. Tapi, raut muka bibi seakan sangat kaget dan bibipun terisak, aku sangat bingung dengan sikap bibi yang demikian. ADA APA SEBENARNYA YANG TERJADI ??
“ bi, kenapa bi Surti nangis emang ada yang salah ya dengan ucapan indah” kataku dengan sedikit bingung bercampur aneh.
“ oh… endak ndok, bibi Cuma sedih aja ” jawab bi surti seraya menghapus air matanya.
Aku kembali diam, sekali lagi ADA APA INI ??. bi surti akhirnya pergi meninggalkanku menjemput anaknya, aku tidak jadi menelfon papa karena aku tidak menemukan handphone ku.
Kira-kira hanya setengah jam bi surti kembali bersama-sama dengan anaknya. Tak lama, teman-temanku pun juga datang untuk menjengukku. Ternyata masih ada yang memperdulikanku, batinku.
“ INDAH…. Gimana kabar lo, kita-kita udah kangen banget ama lo ” sapa Nola teman sebangkuku.
“ Nda bibi keluar dulu yah ” kata bibi pelan, mungkin maksud bibi supaya tidak menggangu kami dan kami dapat ngobrol dengan leluasa
“ iya nih Nda, gue, Tety, ama Kay juga kangen banget ama lo. Lo komanya udah hampir sebulan tau ” sela Dendy ketua kelas kami.
Tunggu dulu, “Kay”, namanya sih khairudin tapi dia mintanya dipanggil dengan nama Kay, biar keren katanya (hihihihi) tapi orangnya cakep lho. Khairudin itu temenku yang udah aku taksir end jadi inceran lama ku , kangen ama aku. Gak salah.
“ kay ???, mana dia ” Tanya ku
“ada tuh diluar, katanya dia nggak mau masuk soalnya dia nggak mau ngeliat cewek tersayangnya menderita,cieeeee……” ledek Tety dengan kata-katanya yang sok puitis.
Sejenak aku melupakan kekecewaan dan kesedihan ku dengan tawa dan hiburan dari mereka tapi tetap saja rasa sakit hati ku karena ketidakpedulian mama dan papaku sulit untuk dilupakan begitu saja.
thanks ya guys, kalian udah mau jenguk ama menghibur aku nggak kayak …..” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku KAY masuk dengan sedikit malu-malu.
“assalamualaikum, hay Indah ” sapanya dengan sedikit gugup
“Alah lo Kay, tadi semangat banget mau kesini, pas udah nyampe aja ciut lho ” gurau Nola yang membuat kay terlihat semakin malu.
“ hay juga kay, denger-denger lo kangen yah ama gua ?? ” candaku agar kay tak semakin gugup dihadapanku.
“ GR LO . . . . .” sambut kay dengan senyum terindahnya.
Akhirnya kami ngobrol dengan hangat membicarakan tentang apa saja. Tentang kampusku , gossip temen-temenku , tentang dosen dan banyak lagi. Tapi saat aku mengobrol dengan kay, Nola, Dendy, ama Tety. Resek banget Mereka, meninggalkan aku berdua dengan kay di dalam kamar, aku nggak enak ama Kay dan mungkin kay juga ngerasa nggak mungkin ninggalin aku sendirian di kamar. Suasana kembali dingin, entah mengapa. Sementara itu ke tiga temenku ngintip di balik jendela dan ketawa cekikikan. Kay tidak melihatnya karena dia membelakangi jendela tersebut.Cukup lama kami ngobrol-ngobrol kebanyakan sih obrolannya nggak penting dan terkesan kaku.
Jam menunjukan pukul 21.30 keempat temanku akhirnya pamit aku ingin mereka terus ada di sampingku dan berbagi cerita bersamaku. Lagi- lagi aku teringat
“ DIMANA MAMA DAN PAPA ??? ”
“ Indah, kita pulang dulu yah, insya allah besok kami kesini lagi.” Pamit dendy kepadaku
“iya nda, sebenernya kita mau terus-terusan disini tapi waktu telah berkata saatnya kami pulang” sela Tety lagi-lagi dengan sok puitis.
“ iya Nda, sapa seee yang nggak mau lama-lama disini. Apalagi Bang_Kai tuh” kata Nola kembali memojokan Kay.
Kata-kata Nola memancing tawa kami termasuk Bi Surti dan Dudui, anak bi surti, sementara Kay hanya tersenyum masam. Kasihan yah kay…
“ iya Nda, kita-kita pulang dulu. Dan kita juga turut berduka cita yah ” kata kay yang membuatku sangat terkejut
“Iya Nda kami juga mengucapkan turut berbela sungkawa ” lanjut Dendy, Nola dan Tety hampir bersamaan..
Aku amat terkejut, benar- benar terkejut jadi…. Jadi papa dan mama !!!! jadi papa dan mama nggak menjenguk aku karena mereka udah.. !!!! mereka udah MENINGGAL TIDAAAAAK.
Aku merasa sekujur tubuhku lemas dan aku pingsan seketika, semua orang yang berada di situ panik termasuk teman-temanku. Aku hanya merasa nggak kuat menerima kenyataan ini. Aku harus kehilangan kedua orang tuaku sekaligus. Saat aku tersadar dari pingsanku, aku tidak dapat berkata apa-apa aku hanya terisak dan memeluk Bi surti erat-erat. Temen-temenku masih setia menemaniku yang terbujur tidak berdaya di atas kasur rumah sakit yang tidaklah nyaman.
“bi, papa dan mama kenapa….. ??? ” tanyaku pelan
bi surti menghela nafas sejenak,lalu menceritakan semua kejadiaanya.Aku memandangi satu per satu orang-orang yang ada di dalam ruangan itu,jelas sekali tampak raut kesedihan di wajah mereka. Mungkin mereka merasa bersalah dan menyesal, terutama Kay. Entahlah, mungkin ia merasamenjadi biang dari semua ini. Lalu anganku entah kemana dan pikiranku kosong.
Jam menunjukan pukul 00.15 dini hari, tapi aku masih belum bisa tidur, mataku begitu sulit untuk di pejamkan. Bi Surti, Nola, dan Tety tidur dengan nyenyaknya di kamarku. Sementara Dudui, Dendy, dan kay juga turut merasakan sejuknya angin malam rumah sakit di luar. Ruangan ini terlalu sempit untuk kami bertujuh.
Aku berdiri dan keluar dari ruangan itu, Aku berjalan untuk menghilangkan kesedihan serta kepenatan yang terlalu membuat aku menjadi sedikit strees. Tiba-tiba, angin seakan berbicara padaku.“KAMU KUAT !!! KAMU BISA MENJALANKAN SEMUA INI !! ”
Aku duduk di pojok rumah sakit untuk menghabiskan malam sendirian tanpa seorangpun. Tiba-tiba Kay datang dan duduk di sebelahku, tak ada perasaan apa-apa saat itu bukan karena aku marah atau kecewa pada Kay, tapi aku juga tak tahu kenapa. Mungkinkarena saat itu aku benar-benar sangat kalut.
“ maafin Kay ya Nda, Kay nggak maksud untuk………!!! ” kata kay dengan sangat lembut
“ nggak papa Kay kamu nggak salah kok ^_^ ” sahutku pelan, aku membaringkan kepalaku di bahunya dank ay membelai kepalaku lembut. Hingga akhirnya aku tertidur.
Pagi harinya aku dapati aku telah berada dikamar rumah sakit, aku merasa kesedihanku sedikit memudar. Aku sudah menerima semua dan aku benar-benar ikhlas dengan kepergian orang tuaku. Siangnya aku, bi surti, dudui, nola, tety, dendy, dan kay. Mengantarkanku sampai kedepan rumah. Aku sudah diperbolehkan untuk pulang, dan malam itu tepat malam 40 hari meninggalnya papa dan mama.
Malamnya, cukup banyak orang yang datang mereka menasihatiku dan mencoba untuk membuat aku semakin tegar. Aku merasa mendapat pencerahan dan mendapat dorongan dari mereka. Teman-temankupun juga banyak yang hadir. TERNYATA AKU TIDAK SENDIRIAN.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Aku berziarah kemakam mama dan papaku di temani bi surti yang memakai kebaya sepulang dari wisuda ku, memberi tahu mereka bahwa aku telah menjadi sarjana. Aku menaburkan bunga dan memanjatkan do’a saat aku hendak memimpin do’a…..
“boleh aku saja yang memimpin do’anya Nda” kata Kay mengejutkanku
“ silahkan kay ” jawabku yang masih sedikit kaget dengan kedatangan kay. aku dan kay telah menjalani hubungan selama 1,5 tahun.
Dan sepulang dari pemakaman Kay memberiku cincin. Kay berencana hendak melamarku. Aku menerima lamaran Kay dengan senang hati.
Papa….Mama… Indah akan menikah, Indah akan hidup bahagia selamanya bersama Kay. Papa…. Mama…. Do’ain Indah…. Indah akan selalu do’ain papa dan mama
Dibuat oleh
Winda herfia
Smanpa x_12

Tidak ada komentar: